Sekolah Tempat Mencetak Atlet


Di tengah kepadatan jalan raya ciputat-pamulang, tampak gedung sekolah dengan papan nama menjorok ke dalam. Tertulis YPI (Yayasan Pendidikan Islam) Darussalam, SMP, SMA, SMK. Tahun 1952, yayasan ini bernama Miftahus Saadah yang didirikan oleh KH Ahmad Darwie, asli Pamulang, ayah dari HM Salman Faris (60). Pada mulanya hanya TK dan MI (Madrasah Ibtidaiyah) saja yang berdiri. Sejak 1982, berubah namanya menjadi YPI Darussalam. Saat itu, Haji Salman (begitu biasa ia dipanggil, red), menjadi sekretaris umum yayasan. Sambil sekolah dan mengajar, Haji Salman kemudian mendirikan SMP Darussalam tahun 1985. Dari sinilah perkembangan dan kemajuan YPI Darussalam mulai terlihat.

“Tahun 1985, jumlah murid kami hanya 52 orang, saat ini 2017 alhamdulillah sudah mencapai 2235 orang siswa”, begitu ucap Haji Salman bersemangat. Dari jumlah itu, sebanyak 860 siswa SMP, 1045 siswa SMK dan 330 siswa SMA. Ketika kami mendirikan MTsN (Madrasah Tsanawiyah Negeri), pemerintah lewat Departemen Agama meminjam gedung untuk digunakan kegiatan belajar-mengajar mulai 1974 sampai 1982. Sehingga, 3 tahun kemudian (1985, red.), YPI Darussalam membuka SMP. Inilah yang membuat Haji Salman bersyukur. “Jika kita mau menolong orang, maka Allah akan tolong kita”, begitu pesannya pada kami.    

Dengan dibantu istri tercintanya, Marisi Nirmala Sihotang (47), YPI Darussalam berkembang pesat. Berbekal latar belakang sarjana pendidikan dari STKIP, Haji Salman berjuang memperbaiki mutu pendidikan. Kualitas menjadi harga mati baginya. Dengan banyaknya persaingan di dunia pendidikan saat ini, khususnya di wilayah Tangerang Selatan, tidak membuatnya gentar. Bahkan, YPI Darussalam menorehkan prestasi gemilang di dunia olahraga. “Jika orang ingin anaknya jadi atlet nasional, sekolahkan ke Darussalam”, begitu persepsi yang ada di masyarakat kata Haji Salman. Terbukti, setiap tahun ada 2 orang siswa Darussalam di kirim ke Kejuaraan Karate Internasional di Uruguay 2017 dan 2016 di Swiss. Maka wajar, Darussalam dikenal menjadi sekolah pemasok atlet.             

“Kami bangga, dengan prestasi anak-anak didik kami. Saya ini atlet lari ketika masih sekolah dulu, maka saya ingin Darussalam menjadi sekolah atlet yang murah tapi tidak murahan”, begitu ia menyimpulkan. Metode belajarnya pun sama dengan sekolah-sekolah lainnya. Namun kegiatan extra-kurikuler olahraga mendapat porsi lebih banyak. Kami pun diajak berkeliling melihat bagaimana para siswa-siswi dilatih bermain bola voli yang benar oleh pelatih yang didatangkan langsung dari mantan atlet nasional.     

Di SMK Darussalam memiliki 5 jurusan yakni akuntansi, pemasaran, perkantoran, jaringan dan multimedia. Semuanya berfokus pada kebutuhan pasar tenaga kerja. Pendidikan agama pun mendapat penekanan tersendiri. Sehingga olahraga sebagai olah fisik, agama sebagai olah jiwa. Perpaduan inilah yang sampai sekarang dipegang terus oleh YPI Darussalam. Sehingga, menjadi salah satu dari 10 sekolah rujukan nasional di wilayah Tangerang Selatan. “Jika ingin maju lembaga pendidikannya, pegang 3 (tiga) prinsip dasar ini yaitu komitmen, optimis dan semangat pantang menyerah”, demikian pesan Haji Salman pemilik YPI Darussalam.     

Sejak 2010, YPI Darussalam berhubungan dengan HIK lewat pembiayaan perdana sebesar Rp. 600 juta. Saat ini sedang proses pengajuan Rp. 2 miliar yang rencananya untuk mengembangkan Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Darussalalm yang lahan dan gedungnya sudah berdiri di Pamulang. “Kami bersyukur dengan bantuan HIK, kami sampai saat ini bisa terus maju sekolahnya dan lancar angsuran pembiayaannya”, begitu ucap Haji Salman menutup pembicaraan.***amb    

 

Share This Post: