Warungnya Digemari Orang Korea
Penampilannya tenang, ramah dan bersahabat. Tutur katanya lembut dan penuh makna. Sikapnya menunjukkan rasa kekeluargaan di antara yang datang ke warungnya. Siang itu, warungnya ramai dikunjungi para penikmat rasa di sekitaran pabrik Cikarang. Kedatangan kami disambut dengan senyum kekeluargaan seperti sudah lama saling mengenal. Meski warungnya tidak besar, namun karena rasanya, banyak orang datang dan nagih. Wiwit Supriyati (45th), sosok dibalik ramainya warung makan dan catering “Suka Rasa” Cikarang.
“Kami mengawali warung ini sejak 2004. Saat ini dengan modal Rp. 5 juta, saya dan suami mendirikan warung nasi “Suka Rasa”, begitu tuturnya pada kami. Baru berjalan 1 (satu) tahun, keberuntungan berpihak pada Bu Wit (begitu ia biasa dipanggil). Warung nasinya mendapatkan order catering dari perusahaan Koreo, PT Sunjoo Enterprise Indonesia, sebuah perusahaan elektronik Korea yang bergerak di komponen Samsung. Nah, dari sinilah menu masakan Bu Wit mulai digemari banyak orang.
Dengan pemasaran gethok tular (word of mouth), pesesan katering mulai banyak berdatangan. Dari awalnya hanya 37 porsi saat ini sudah 300-an porsi. Dari yang hanya melayani 1 perusahaan, saat ini sudah melayani 5 perusahaan-perusahaan asing. Antara lain, PT Sunjoo, PT Mutomas, PT Tatar Global, PT Makita dan PT Koryo. Kelima perusahan asing itu dilayani kateringnya kalau pagi mulai pukul 11.00-11.30, sementara sore dilayani pukul 17.00-1730. Dari awal berdiri harga per porsi kateringnya Rp. 3500, saat ini menjadi Rp. 8000. Kemajuan ini disyukuri oleh Bu Wid. “Saya menyadari semakin banyak pelanggan pasti akan semakin banyak maunya. Maka, kami buat menu yang variatif setiap harinya agar pelanggan kami tidak boring”, begitu ia memberikan tips.
Omset yang diperoleh warung makan dan katering “Suka Rasa” rata-rata Rp. 43juta/bulan dengan margin rata-rata 30-40 persen. “Itu baru omset kateringnya. Kalau warung makan biasanya rata-rata Rp 15-20 juta/bulan”, begitu jelasnya. Dengan perolehan tersebut, saat ini Bu Wit bersama suaminya bisa membuka cabang baru di Pom Bensin Cikarang yaitu Sop Tangkar, Soto Mie dan Aneka Jus. Mereka berdua bekerjasama. Bu Wit bertugas meramu masakan, suaminya membelanjakan bahan-bahannya. Hal itu mereka berdua kerjakan sejak pukul 03.00 WIB hingga buka warungnya pukul 06.00-21.00 WIB.
“Banyak orang Korea senang katering kami, karena disamping murah, enak dan setiap yang diminta bisa kami berikan. Itu kuncinya”, begitu Bu Wit menceritakan. Maka, Bu Wit selalu menekankan kepada para karyawan, agar tidak mengurangi rasa sedikitpun supaya rasa dari masakan “Suka Rasa” tetap terjaga dengan baik dan konsisten. Inilah yang membedakan warung dan katering “Suka Rasa” dengan yang lainnya.
2010, Bank Syariah HIK menawarkan bantuan pembiayaan sebesar Rp 70 juta. “Alhamdulillah, kami mengucapkan terima kasih atas bantuan pembiayaan HIK. Setiap kami butuh tinggal telepon. Ketika angsuran pun kami didatangi kolektornya. Sehingga, pekerjaan kami tidak terganggu dan semuanya dilayani sepenuhnya oleh HIK”, begitu ungkap Bu Wit menutup pembicaraan dengan kami.***amb