Menyulap Barang Bekas Menjadi Barang Berharga


Sebuah pepatah mengatakan “Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil”. Siapa sangka tidak semua limbah berbahaya, ada limbah yang bisa diambil manfaatnya, diantaranya adalah limbah busa, kawat spring bed dan besi tua. Bapak Cecep Syaiful Anwar (53 tahun), mempunyai 1 orang istri dan dikaruniai 2 orang anak. Beliau adalah seorang Entrepreneur, awal mulanya beliau menjalani usaha dengan mengumpulkan limbah busa dan besi, dengan sangat minim pengalaman serta modal yang sedikit, hal itu tidak meyurutkan semangat Bapak Cecep, beliau dengan kegigihan dan ketekunannya membuat usahanya semakin sukses dan bisa bertahan sampai saat ini.        

Pada tahun 1990 beliau mengontrak di sebuah gubuk kecil di sekitaran Pamulang Tangerang Selatan. Selain untuk tempat tinggal, rumah tersebut sekaligus dijadikan tempat usaha dan di bantu 4 orang karyawannya. Pada tahun 1994-1998 beliau pernah memiliki karyawan sebanyak 50 orang yang sebagian adalah ibu rumah tangga. Limbah tersebut didapatkannya dari sebuah pabrik busa, pabrik kasur dan besi tua di daerah Bogor Jawa Barat. Dalam menjalani usahanya beliau sudah bekerja sama dengan 6 pabrik untuk mendapatkan limbah tersebut, limbah tersebut dijual kembali ke perusahaan kasur dan sofa di kawasan Serpong yang memproduksi  kasur spring bed, sofa dan peti jenazah.        

Tahun 1997 Bapak Cecep membangun rumah sekaligus membeli sebidang tanah untuk usahanya di Kampung Buaran Serpong, Tangerang Selatan. Usahanya semakin maju dan berkembang saat ini. Selain mengumpulkan limbah busa dan kawat, usaha beliau berkembang mendaur ulang kawat untuk spring bed, sampai saat ini beliau mempunyai 10 orang  karyawan, 3 unit mobil usaha dan 2 unit mobil pribadi. Dalam sesi wawancara beliau mengatakan “Pernah mendapatkan omzet sampai 20-30 juta perbulan untuk satu jenis barang dan laba pernah 20%-50%. Usaha yang saya bangun tidak terlepas support dari BPRS HIK, saya mengenal BPRS HIK sudah sepuluh tahun lebih dari teman saya yang seprofesi dengan saya, saya tenang menjadi Nasabah BPRS HIK karena saya pernah menyaksikan setiap hari nasabah di doakan kelancaran dalam usahanya, hati tenang karena bersyariah, hal itu yang membuat saya tidak lari ke Bank lain.” Ungkap Bapak Cecep.       

Bertawakal, tekun berusaha, berdoa dan ulet, ini salah satu diantara kunci meraih keberhasilan dalam usaha, sehingga dengan kunci tersebut Bapak Cecep bisa menyulap limbah menjadi barang berharga. Dalam berwirausaha diperlukan modal untuk membangun usaha tersebut berkembang bahkan maju. Dalam sesi akhir wawancara kami beliau menambahkan “Awal pembiayaan untuk usaha saya 150 juta kemudian menjadi 500 juta dan terakhir 300 juta, saya melakukan pembiayaan sesuai kebutuhan usaha saya, saya sangat bersyukur dan mendoakan semoga BPRS HIK bisa terus membantu golongan yang memang lemah dalam usahanya dan semoga BPRS HIK selalu dalam keberkahan Allah SWT, aamiin”.    

Share This Post: