Ilmu Tanpa Amal Bagaikan Pohon Tak Berbuah


ilmu tanpa amal bagaikan pohon tak berbuah”, Mahfudzot tersebut menggerakan pribadi Bapak Fajrudin Malik untuk mengamalkan ilmunya dan mengimplikasikan ilmunya untuk kepentingan umat. Pria yang disapa dengan panggilan Bapak Fajar ini mempunyai bekal dan pengalaman yang cukup di dunia Koperasi Syariah. Berkat pengalaman kerja sejak tahun 1997 di dunia Koperasi Syariah dan akademisi perbankan syariah tahun 2006 menjadikan beliau salah satu konsultan BMT se Indonesia. Selain itu beliau adalah salah satu pendiri 7 Koperasi Syariah sekota Tangerang Selatan. Diantaranya adalah BMT KAS, BMT Bisma dan BMT Tawakal sejak tahun 2007.    

Diantara BMT yang di jalankannya saat ini adalah BMT Komunitas Amal Shaleh (KAS), BMT Bina Insan Sejahtera Mandiri (BISMA) dan BMT Tawakal. Saat ini BMT KAS mempunyai 12 orang karyawan, BMT BISMA 25 orang karyawan dan BMT Tawakal 27 orang. Dalam sesi  wawancara beliau mengatakan “Bekerja di lembaga keuangan syariah tidak hanya sekedar bekerja tetapi didalamnya ada dakwah yang harus di jalankan dan syiar ekonomi syariah harus terus di tegakkan”, ucap Bapak Fajrudin Malik.    

Agar terus memberikan kemanfaatan untuk golongan ekonomi kecil dan menegakan syiar ekonomi syariah secara luas, Bapak Fajrudin Malik terus berusaha agar BMT/Koperasi Syariah yang dibangunnya tetap berjalan dan terus menolong masyarakat golongan kecil. “Sejak tahun 2006 saya mengenal BPRS HIK lewat istri saya, dan pada tahun itu BMT BISMA dan BMT KAS sudah bekerja sama dengan BPRS HIK dalam membangun BMT/Koperasi Syariah yang kami jalankan, sejak itu kami mengajukan pembiayaan eksekuting awalnya 100 juta sampai dengan 1 Miliar untuk BMT KAS, sedangkan untuk BMT BISMA saat ini sudah sampai 2,4 Miliar, dengan ini kami sampaikan terima kasih turut membantu Koperasi Syariah kami, bertahan sampai sekarang dan bisa terus membantu ekonomi golongan kecil”. Ucap Bapak Fajar.    

Membangun sebuah koperasi syariah di kota Tangerang Selatan mempunyai banyak bekal dan keahlian kususnya di lembaga keuangan syariah, dalam sesi wawancara kami terakhir “Tahun 1996 saya sudah mengenal BMT dan sudah mempunyai bekal khusus seperti mengerti/paham produk perbankan syariah, mengupdate skill keilmuannya, selain itu kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas menjadi prioritas dalam bekerja”. ucap Bapak Fajrudin Malik mengakhiri wawancara kami.    

Mengamalkan ilmu yang dimiliki akan menjadikan ilmu itu berkah dan bermanfaat, ilmu bisa diamalkan dengan cara dipraktikan atau perbuatan langsung, seperti mahfudzot, “Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tidak berbuah”. Semoga ilmu yang kita miliki dapat kita amalkan, sehingga dapat bermanfaat untuk orang banyak.    

Share This Post: